Selama masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Presiden Joko Widodo, Anies Baswedan, seorang bakal calon presiden yang didukung oleh koalisi perubahan untuk pemilihan presiden tahun 2024, berbagi pengalaman menariknya dalam sebuah wawancara dengan Andy F Noya di acara Kick Andy. Dalam wawancara tersebut, sorotan utama jatuh pada isu pembayaran tunjangan profesi guru yang mendapat perhatian besar. Anies memaparkan tantangan-tantangan yang dihadapinya serta kebijakan-kebijakan yang ia terapkan dalam menjalankan tugasnya sebagai menteri.
Beliau mengungkapkan alasan di balik pemecatannya dari jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) pada era Joko Widodo, Anies Baswedan, seorang Calon Presiden RI, memaparkan penjelasan alasan dirinya keluar. Berbagai pertanyaan muncul mengenai motivasi di balik keputusan tersebut, termasuk tuduhan bahwa Anies merasa sakit hati, marah, dan benci terhadap Jokowi setelah dicopot. Namun, dengan bijak, Anies menegaskan bahwa ia sungguh menghargai dan bersyukur atas kesempatan berharga yang pernah diberikan kepadanya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Menurutnya, setelah pengalaman tersebut, ia diberi kesempatan yang lebih berharga untuk memimpin sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Dalam berbagi cerita, Anies mengungkapkan fakta menarik bahwa tidak hanya dirinya yang mengalami pemecatan oleh Presiden Jokowi ketika ia menjabat sebagai Mendikbud. Menariknya, terdapat enam orang lain yang juga mengalami nasib serupa. Namun, Anies dengan bijaksana melihat keputusan tersebut sebagai keputusan politik yang patut dihormati. Ia tidak pernah meragukan alasan di balik pemecatannya, karena ia yakin bahwa Jokowi memiliki pertimbangan khusus, seperti menjaga keseimbangan di dalam koalisi pemerintahan.
Dengan tegas, Anies menegaskan bahwa ia tidak merasa marah dan tetap menjalin kerja sama dengan Jokowi. Baginya, hal yang membuatnya merasa dihargai adalah saat Jokowi selalu menyempatkan waktu untuk mendengarkan audiensi ketika ada urusan DKI Jakarta yang membutuhkan peran Pemerintah Pusat. Anies sungguh mengapresiasi kolaborasi yang terjalin antara mereka.
Beliau juga dengan tegas mengatakan bahwa dirinya terlepas dari tuduhan-tuduhan yang tidak menyenangkan seputar isu tunjangan profesi guru yang mengakibatkan kelebihan bayar sebesar Rp 23,3 triliun dan dugaan korupsi yang diarahkan kepadanya. Menariknya, ia menjelaskan bahwa sebenarnya dialah yang menggagalkan upaya penggelapan dana di Kemendikbud terkait transfer dana kepada guru-guru yang tidak memenuhi syarat. Anies melaporkan temuan tersebut kepada Kementerian Keuangan dan dengan tegas menyatakan bahwa dirinya tidak terlibat dalam tindakan korupsi tersebut.
Anies menegaskan bahwa ia sama sekali tidak terlalu memperdulikan dengan alasan yang sebenarnya di balik pemecatannya sebagai Mendikbud. Baginya, Jokowi memiliki hak penuh untuk mengganti siapa pun sesuai kebijakannya. Anies merasa bahwa situasi saat ini, di mana ia diberi kesempatan untuk memimpin Jakarta dan menghadapi tantangan pandemi COVID-19, merupakan takdir Tuhan yang memberikan pengalaman berharga di ibu kota, daripada terbatas hanya pada peran di Kemendikbud.
Dengan penuh kedewasaan, Anies Baswedan mengungkapkan penjelasannya yang menunjukkan sikapnya yang tidak terpengaruh oleh rasa sakit hati terhadap keputusan yang telah diambil terhadapnya. Ia dengan teguh memusatkan perhatiannya pada tugas-tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta dan dengan gigih membuktikan kemampuannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh ibu kota.